Ajaran Samin yang terkenal di wilayah Blora dan sekitarnya tidak lepas dari sosok Samin Surosentiko. Siapa Samin Surosentiko itu? Samin Surosentiko adalah putra dari Raden Surowijoyo yang juga disebut sebagai Samin Sepuh sebagai perintis gerakan Saminisme yang juga putra dari Pangeran Kusumaniayu (Bupati Sumoroto--kawasan di Kabupaten Tulungagung).

Samin Surosentiko lahir pada 1859 dengan nama Raden Kohar di Desa Ploso Kedhiren, Randublatung Kabupaten Blora. Raden Kohar mengubah namanya menjadi Samin Surosentiko sebab Samin adalah sebuah nama yang memiliki konotasi wong cilik. Samin Surosentiko juga masih mempunyai pertalian darah dengan Kyai Keti di Rajegwesi, Bojonegoro.

Pada 1890 Samin Surosentiko mulai mengembangkan ajarannya di daerah Klopoduwur Blora Jawa Tengah. Banyak yang tertarik dan dalam waktu singkat sudah banyak orang menjadi pengikutnya. Saat itu pemerintah Kolonial Belanda menganggap sepi ajaran tersebut. Ajaran tersebut cuma dianggap sebagai ajaran kebatinan atau agama baru yang remeh belaka.

Pada 1903 Residen Rembang melaporkan terdapat 722 orang pengikut Samin yang tersebar di 34 desa di Blora bagian Selatan dan Bojonegoro. Mereka giat mengembangkan ajaran Samin. Pada 1907, pengikut Samin sudah berjumlah sekitar 5000 orang. Pemerintah Belanda mulai merasa was-was sehingga banyak pengikut Samin yang ditangkap dan dipenjarakan.

Pada 8 November 1907, Samin Surosentiko diangkat oleh pengikutnya sebagai Ratu Adil dengan gelar Prabu Panembahan Suryangalam. Kemudian 40 hari sesudah menjadi Ratu Adil itu, Samin Surosentiko ditangkap oleh asisten Wedana Randublatung, Raden Pranolo. Beserta delapan pengikutnya, Samin lalu dibuang ke luar Jawa (ke kota Padang, Sumatra Barat), dan meninggal di Padang pada 1914.

Tahun 1908, Penangkapan Samin Surosentiko tidak memadamkan gerakan Samin. Pada 1908, Wongsorejo, salah satu pengikut Samin, menyebarkan ajarannya di Madiun, mengajak orang-orang desa untuk tidak membayar pajak kepada pemerintah Belanda. Wongsorejo dengan sejumlah pengikutnya ditangkap dan dibuang keluar Jawa.

Pada 1911 Surohidin, menantu Samin Surosentiko dan Engkrak salah satu pengikutnya menyebarkan ajaran Samin di Grobogan. Karsiyah menyebarkan ajaran Samin di kawasan Kajen, Pati. Perkembangannya kemudian tidak jelas.

Tahun 1912, pengikut Samin mencoba menyebarkan ajarannya di daerah Jatirogo, Kabupaten Tuban, namun gagal.

Puncak penyebaran gerakan Samin terjadi pada 1914. Pemerintah Belanda menaikkan pajak. Disambut oleh para pengikut Samin dengan pembangkangan dan penolakan dengan cara-cara unik. Misalnya, dengan cara menunjukkan uang pada petugas pajak, "Iki duwite sopo?" (Ini uangnya siapa?), dan ketika sang petugas menjawab, "Yo duwitmu" (Ya uang kamu), maka pengikut Samin akan segera memasukkan uang itu ke sakunya sendiri. Singkat kata, orang-orang Samin misalnya di daerah Purwodadi dan di Balerejo, Madiun, sudah tidak lagi menghormati pamong Desa, polisi, dan aparat pemerintah Belanda yang lain.

Dalam masa itu, di Kajen Pati, Karsiyah tampil sebagai Pangeran Sendang Janur, mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membayar pajak. Di Desa Larangan, Pati orang-orang Samin juga mengejek dan memandang para aparat desa dan polisi sebagai badut-badut belaka.

Di Desa Tapelan, Bojonegoro juga terjadi perlawanan terhadap pemerintah, dengan tidak mau membayar pajak. Karena itu, teror dan penangkapan makin gencar dilakukan pemerintah Belanda terhadap para pengikut Samin. Pada tahun 1914 ini akhirnya Samin meninggal dalam pengasingannya di Sumatra Barat. Namun teror terus dilanjutkan oleh pemerintah Belanda terhadap pengikut Samin. Akibat teror ini, sekitar tahun 1930-an, perlawanan gerakan Samin terhadap pemerintah kolonial menguap dan terhenti. Namun diluar dugaan tampaknya ajaran Samin tersebut tetap eksis hingga sekarang.

Mengenal Sosok Samin Surosentiko, Pahlawan Yang Terlupakan

Posted by : Pecandu Gadget 0 Comments
Tag : ,
Cerpen Cinta Remaja
“Uuh…!” keluh Karin seraya membanting tasnya yang lengket karena ditempeli permen karet tadi pagi.
“Gara – gara Kak Radith lagi, Kak?” Tanya Nayla, adik Karin, yang juga masih mengenakan seragam putih birunya. “Sabar ajah, deh, Kak! Satu setengah tahun lagi lulus…”
“Satu setengah tahun itu masih lama, tau!” seru Karin yang masih cemberut, seraya meraih laptopnya.
“Pasti mau chatting sama ‘Sang Pangeran’ itu lagi!” tebak Nayla. Karin hanya tersenyum. “Siapa, sih, Kak, Prince Eric itu sebenarnya? Kakak masih belum ketemu sama orangnya?” Tanya Nayla lagi.
Karin tersenyum melirik Nayla. “Iya, sampe sekarang kakak emang belum ketemu orangnya. Tapi yang jelas, dia asyik!”
               Sekarang ia memang punya agenda baru setiap pulang sekolah. Yaitu chatting dengan teman barunya, Prince Eric. Menurut Karin, orang yang menamai akun Facebooknya dengan nama Prince Eric itu memang orang yang asyik diajak mengobrol. Tak jarang Karin juga curhat kepadanya. Sejak mengenal Prince Eric, bebannya sepulang sekolah serasa berkurang. Ia jadi lumayan bisa melupakan kekesalannya kepada Radith, teman sekolahnya yang super jahil itu.
               Karin mengenal Prince Eric dari sebuah grup di Facebook yang bernama It’s Dreamland. Grup orang – orang yang menyukai cerita fiksi. Di sana hampir semua member menamai akun Facebooknya dengan nama tokoh favoritnya. Termasuk ia yang menamai akunnya Princess Sugarplum, putri di cerita Nutcracker. Tanpa disangka, ia juga berkenalan dengan seseorang yang menamai akunnya Prince Eric, pangeran di cerita Nutcracker.
“Yippie!” seru Karin tiba – tiba, yang membuat Nayla menjatuhkan novel yang dibacanya.
“Ada apa, sih, Kak?! Bikin orang jantungan ajah!” sungut Nayla.
“Ada kabar bagus, Nay! Dia ngajakin ketemuan!”
“Siapa? Oh… ‘Sang Pangeran’, ya?”
Karin hanya tersenyum. “Katanya, dia ngajakin ketemuan di taman kota, besok jam 5 sore. Dia akan bawa kado special…”
“Ciie…jangan – jangan dia bakal langsung nembak kakak besok! Di taman, waktu pesta kembang api malam – malam…So Sweet!”
“Iih…apaan, sih?!”
               Sampai malam, Karin terus memikirkan hal itu. ia benar – benar penasaran, siapakah Prince Eric yang selama ini dikenalnya itu? Bahkan, sampai esoknya di sekolah ia masih memikirkan hal tersebut. Karin jadi tak terlalu konsen ke pelajaran. Tapi anehnya, Radith, yang biasanya tak pernah absen untuk mengisenginya, kini sama sekali tak bertingkah.
               Waktu yang dinantikan pun akhirnya tiba. Tepat pukul 04.30 sore, Karin langsung berangkat dari rumahnya.
“Ciie…yang mau ketemu sama si doi!” goda Nayla. Karin hanya melirik adiknya, seraya tersenyum, tanda mengiyakan.
               Dua puluh menit kemudian, Karin telah sampai di taman. Setelah selesai memarkirkan motor, tiba – tiba seseorang menabraknya. Karin terkejut. Ia tambah terkejut lagi ketika tahu siapa orang yang telah menabraknya itu.
“Karin?!”
“Radith?!”
“Ngapain lu ada di sini?”
“Harusnya gue yang nanya! Kenapa, sih, lu harus selalu ada di mana – mana dalam hidup gue?! Nggak puas apa lu, tiap hari ngerjain gua di sekolah?!” seru Karin sewot dan langsung berlari meninggalkan Radith. Radith tertegun mendengar bentakan Karin. Tapi, ia tak berkata apa – apa.
               Karin segera menuju sebuah bangku yang berada di dekat air mancur di tengah taman. Tapi, tak ada seorangpun di sana, selain anak – anak yang sedang bermain gelembung sabun.
“Katanya, dia akan datang dengan pakaian serba biru, pukul 5 tepat… Tapi, sekarang, kan, masih jam 5 kurang 5 menit. Aku tunggu saja lagi…” ujar Karin dalam hati. Lima menit kemudian, seseorang dengan pakaian serba biru datang dan menghampirinya. Tapi Karin malah jadi cemberut. Ia yakin betul itu bukan yg ditunggunya. Yups! Sebab orang itu adalah….Radith!
“Ngapain, lu ngikutin gua ke sini, juga?!” seru Karin sewot.
“Siapa yang ngikutin lu, gua janjian sama seseorang di sini! Elu kali, yang mata – matain gua!”
“Diih…gua juga lagi janjian sama seseorang di sini! Gua mau ketemu sama pangeran gua, Prince Eric, namanya!”
“Haa?! Jadi…elu yang pake akun FB Princess Sugarplum itu?”
“Ha?! Lu tau dari mana? Apa jangan – jangan lu…”
“Jadi, selama ini?!” seru keduanya kompak.
“Huh! Jadi Princess gua itu elu?!”
“Idih…siapa juga yg mau jadi Princess lu! Jangan harap!” seru Karin seraya langsung meninggalkan Radith.
               Sejak itu pun Karin tak pernah lagi chatting dengan Radith yang selama ini dikenalnya dengan Prince Eric itu. Radith pun tak pernah mengisenginya lagi di sekolah. Namun lama – kelamaan, ada rasa tidak nyaman juga yang timbul di hati Karin. Ia merasa kehilangan sekaligus dua sosok yang selama ini membuat hidupnya lebih berwarna. Sosok yang selalu menjadi tempat curhatannya, dan penghibur saat dia sedih, serta sosok yang selalu harinya di sekolah menjadi lebih seru, meski sering kali membuatnya jengkel pula.
“Prince Eric hanyalah pangeran dalam dongeng. Kisah bahagia Prince Eric dan Princess Sugarplum hanyalah dalam dongeng pula. Dan dongeng itu tidak nyata! Dongeng hanyalah fiksi!” Itulah yang selalu diucapkan Karin saat ia merindukan keadaan yang dulu lagi…
               Sudah lebih dari dua minggu Radith tidak mengisengi Karin lagi di sekolah. Mereka pun tak pernah saling menyapa. Sampai suatu hari, saat jam istirahat, Karin menemukan sebuah kotak hadiah kecil di kolong mejanya.
“Apa ini kado iseng dari Radith lagi?” piker Karin dalam hati. Dengan hati – hati, Karin pun membuka kado tersebut. Dan ternyata……
               Karin terbelalak melihat isinya. Ternyata bukan katak atau mainan ular seperti biasanya. Karin menemukan sebuah kartu bergambar hati yang dihiasi glitter di dalamnya. Indah sekali! Ia juga menemukan selembar kertas bergambar kolam ikan di sebuah taman. Di pojok bawah kertas tersebut, terdapat tanda tangan pengirimnya…Radith!
               Karin langsung mengerti maksud hadiah itu. Ia pun segera menuju halaman belakang sekolah. Di sana ada sebuah kolam ikan yang cantik, dan Karin pun menuju ke sana. Seperti dugaannya, Radith telah menantinya di sana.
“Karin…,” ucap Radith, “Elu suka hadiah dari gua?” Tanya Radith agak gugup.
               Karin hanya tersenyum, dan wajahnya memerah.
“Karin…Sorry kalo selama ini gua sering ngisengin lu. Tapi, sekarang gua baru sadar, kalo ternyata…gua…gua suka sama lu. Lu mau nggak, jadi pacar gua?” Tanya Radith penuh harap.
“Radith, sebenernya…gua juga baru sadar, kalo ternyata…gua …suka sama lu juga…,” ucap Karin malu – malu.
“Jadi, lu mau jadi pacar gua, kan?” kejar Radith, tak sabar.
               Karin mengangguk. Dan entah kapan datangnya, tiba – tiba seluruh teman – teman mereka bertepuk tangan dan bersorak meriah.
               Akhirnya, sang Putri dan Pangeran pun bersatu. Dan terbukti, kisah Pangeran dan Putri yang Happy Ending bukan hanya ada di dongeng!
***

My Prince in Dreamland

Posted by : Pecandu Gadget 0 Comments
Tag : ,


Aku hidup bukan untuk menunggu cintamu.
Sulit ku terima semua keputusan itu.
Yang kini hilang tersapu angin senja.
Masih sulit pula untuk ku lupakan.
Suram dan seram jika ku ingat kembali.
Mungkin harus ku biarkan semua kenangan itu,
agar abadi oleh sang waktu.

Pagi ini cerah, hangat mentari yang bersinar dan sejuk embun di pagi itu membuat semangat untuk menuntut ilmu makin bertambah. Ku percepat langkahku. Seusai sekolah, ada ekstrakulikuler seni tari dan aku pun mengikutinya. Masih belum beranjak dari tempat duduk ku. Dari arah belakang terdengar suara yang memanggilku.
“Idaaa, tunggu !”

Aku pun melihat ke belakang “Kamu Raff, ada apa kok sampai tergesa-gesa ?” tanyaku penasaran.

“Emmm, ada yang mau kenalan sama kamu !”

“Tapi Raff, udah mau masuk kelas seni tarinya”

“Ya telat dikit kan gakpapa”.

Aku tidak menjawabnya. Aku bergegas pergi menuju kelas seni tari. Aku simpan kata-kata Raffi tapi aku tidak memikirkannya disaat aku sedang mengikuti seni tari.
***

Hari ini aku sengaja berangkat pagi, aku ingin menikmati udara pagi, walaupun jarak antara rumah dan sekolah dekat. Sewaktu istirahat aku kembali ingat dengan kata-kata Raffi kemarin siang. Siapa dia? Anak mana? Namanya siapa? Berbagai pertanyaan mulai bermunculan di benakku. Hingga aku tak sadar jika aku sedang melamunkannya.

“Heyhey, mikirin siapa sih kamu?” Tanya Ega yang membuyarkan lamunanku.

“Ha? Aku gak mikirin apa-apa tuh!”

“Kok ngelamun sih? Haaa, masih keinget ya sama kata-kata Raffi kemaren?”

“Ehh, apaan sih, mentang-mentang pacar Raffi trus kalian ngejek gitu, ahh gak asyiik”

“Yaya, Cuma bercanda kok”

Tiba-tiba Raffi datang menemuiku. Entah apa lagi yang akan ia sampaikan kembali. Aku sendiri tidak berharap jika kata-kata itu lagi yang akan ia sampaikan.

“Daa, ikut yuk, dia mau ketemu kamu, tuh udah ditunggu di kantin” ajak Raffi.

“Ahh, engga ahh, biarin aja dia samperin”

“Kok gitu? Ya udah deh, ini kesempatan loh, kok malah kamu sia-siain” Ucapan Raffi didengar oleh Layla, yang juga saudara Raffi.

“Ehh, ada apaan nih, keliatannya seru! Ada apa sih Raff, kok gak bilang-bilang?”

“Gak ada apa-apa, udah nanti aku ceritain”

Bel masuk kelas pun berbunyi, aku segera masuk kelas. Dan aku mengikuti pelajaran yang berlangsung hingga usai. Pulang sekolah biasanya aku jalan sendiri, jarak rumah deket.

“Ciiye Idaa” goda Layla

“Ada apa sih?” tanyaku penasaran.

“Tuh, orang yang di depan gerbang pake tas item ada corak biru, itu orang yang mau ketemu kamu.”

“Ha? Siapa dia? Namanya siapa?”

“Dia Tyo, anaknya pendiem banget, dia sahabat karib Raffi sama Adi”

Tanpa kata-kata apapun aku bergegas pulang, dalam perjalananku aku memfikirkan semua hal yang Layla beritahu tadi. Yah, Tyo, aku masih tidak menyangka kenapa dia mau bertemu, kenapa harus lewat temennya? Ah mungkin dia malu. Ya udahlah.
***

Hari ini mulai muncul kabar buruk, banyak yang menyangka bahwa aku ini adalah pacar Tyo, padahal bukan sama sekali. Aku kenal sama dia aja baru kemarin. Di sela-sela pelajaran aku gunakan untuk menuliskan sebuah kata-kata. Sepertinya aku memang benar-benar jatuh hati pada Tyo, “ahhh, kenal langsung aja belum kayaknya mustahil deh” kata itu selalu muncul di benakku.

Saat jam istirahat, aku selalu melewati kelasnya. Aku selalu melihat tingkah lakunya, yang terkadang membuatku tersenyum-senyum sendiri. Oh mungkin inikah cinta? Aku pernah merasakannya tetapi aku tak ingin merasakannya lagi untuk saat ini.

Setelah kita kenal begitu lama, aku mengenal dia dengan ramah, dengan baik, walaupun diantara kita tak pernah ada satu perkataan. Tiba-tiba semua perasaanku menjelma, berubah entahlah seperti apa isi otakku. Aku menyukainya, aku menyayanginya. Aku yakin dia pun begitu, tapi aku tidak pernah pecaya itu, aku tidak pernah percaya bila ia menyukaiku juga, aku hanya berharap begitu banyak padanya.

Hari ini ekstra pramuka sebenarnya, aku sama Tyo mau bicara tapi dia tetap tidak mau. Dia tetap tak membuka kesempatan untuk perasaan kita. Tapi aku masih yakin bila dia benar-benar mencintaiku. Sore itu aku hanya pulang dengan semua mimpi ku yang telah pupus. Aku tak membawa secuil harapan lagi untuk rasaku ini.
***

Malam ini aku tulis surat untuk nya. Aku harap ada sedikit respon darinya. Dan respon itu tidak membuatku patah hati dan patah semangat. Aku tahu Tuhan pasti mengerti disetiap mimpi dan harapanku.

Setelah selesai aku pun tidur. Hari ini aku sengaja bangun pagi, selain aku piket aku juga ingin melihatnya lebih awal, hehe. Aku datang pertama di sekolah, datang pertama juga di kelas, aku langsung piket, bersihkan semuanya. Setelah selesai, aku kasih surat itu langsung ke dia. Aku tak pernah mengira hal buruk apapun akan menimpa kita setelah surat itu kau baca. Tiba-tiba Imma datang mengetuk pintu kelasku. Dia meminta ijin dahulu, lalu memanggilku untuk menemuinya. Aku yang bingung, langsung saja aku menurut.

“Nich surat dari Tyo!” kata Imma sambil memberikan surat dari Tyo.

“Apa ini? Jawaban suratku tadi pagi ya?”

“Iyaa, baca aja, dia bilang dia minta maaf kalo udah nyakitin perasaan kamu, dia gak bermaksud kayak gitu, ya udah baca aja.”

“Iyaa, makasiih udah ngaterin suratnya, aku titip salam buat dia”

Seketika aku menangis, air mata ini sudah tak bisa ku tahan lagi. Tetes demi tetes mulai membasahi wajahku. Lalu ku hapus lagi begitu pun seterusnya. Aku masuk kelas dan aku lanjutkan pelajaran yang sempat tertunda, aku anggap saja ini semua tidak pernah terjadi.

“Ada apa sih, Yuk?” Tanya Ega.

“Di.. dia.. dia udah jawab semuanya” kataku terbata-bata

“Jawab apa? Bukannya diantara kalian itu tak pernah ada apa-apa?”

“Dia gak suka aku Ga, aku sih fine tapi kenapa sih yang nganter harus Imma, dulu pas kamu sama Raffi putus, Imma juga kan yang nganter?”

“Iya ya, kok aku lupa ya? Ya udah deh, kamu yang sabar aja, cowok itu gak Cuma satu kok, gak Cuma dia doang”

“Iyaa Ga, makasiih” jawabku sambil mengusap air mataku

“Iya sama-sama”
***

Sulit menjalani hari tanpanya lagi, walaupun kita hanya sebatas gebetan, tapi ternyata hal itu membuat kita menjadi bersahabat. Berbulan-bulan aku nanti jawabanmu lagi. Tapi ternyata jawaban itulah yang sudah kamu tetapkan. Aku hanya pasrah, aku menangis, bagaimana tidak jika seseorang yang aku sukai ternyata telah membuatku menangis.

Aku berharap suatu saat nanti Tuhan mempertemukan kita, dan Tuhan izinkan kita bersama. Jika Tuhan tidak mentakdirkan kita bersama biarlah perasaan itu menjadi sebuah kenangan masa SMP kita.

*THE END*

AKHIR SEBUAH PENANTIAN

Posted by : Pecandu Gadget 0 Comments
Tag : ,
“ Qul Huwallahu Ahad. Allahus Somad.”

Suara alunan lembut bacaan Al-Qur’an mengalun merdu di tengah dinginnya malam, saat semua makhluk hidup tertidur, meringkuk dalam selimut masing-masing. Bacaan itu menghangatkan tiap hati yang mendengarnya, melawan sabetan dingin dari sabit sang malam. Suara itu menyelusup diantara daun pepohonan, kemudian terbang pergi terbawa angin.



Hentakan musik dari turntable sang disc jockey memenuhi ruangan berukuran 7x6 meter itu. Asap dari bong1 dan sisha2 membumbung di tengah ruangan yang tidak berjendela itu. Delapan orang remaja, empat cowok dan empat cewek berpesta di dalamnya, tak menghiraukan malam yang terus menanjak naik.

“ Ga, sini kek, ikutan nyabu. Nyedot sisha mulu,” panggil Feli pada Arga yang mojok sambil menghisap sisha. Cowok itu tidak mengindahkannya.

“ Cerewet. Tuh, Sony sama Alice make out mulu kagak lo usik,” bantah Arga, seraya menunjuk pojokan dimana Sony dan Alice terus berciuman. Dia menghisap sisha-nya lagi. “ Lagian, nggak ada yang merek Ice, sih. Males gue.”

“ Alah, alasan. Nih, ada Buddha Stick,” timpal Leon, pacar Feli, sambil menjulurkan salah satu jenis sabu-sabu. Tangan kirinya memegang bong, sementara tangan kanannya memeluk pinggang Feli. Sesekali, ia mengisap sabu-sabunya dengan penuh penghayatan. Sony dan Alice terus saja berpagutan di pojokan yang tadi ditunjuk Arga, tak memedulikan keadaan sekitarnya. Dunia serasa menjadi milik mereka berdua.

“ Biarin aja, Fel. Arga kan banci,” celetuk Lucy, seraya menenggak segelas Silver Bullet yang dipegangnya. Kepalanya mengangguk-angguk mengikuti irama musik, alkohol perlahan-lahan mulai menguasai sistem kerja otaknya.

“ Tambahan. Arga tuh impoten. Aku udah pernah lihat pe**snya dan ternyata nggak bisa ereksi. Ahahaha,” celoteh Mira tak kalah ngawur. Lebih parah dari Lucy, Mira telah menenggak berbotol-botol Bacardy3. Wajahnya sudah memerah, tapi sama sekali tak ada tanda ia bakalan berhenti. Zareo yang mendengar ocehan ngawur dari kedua cewek itu tertawa lepas. Kedua tangannya semakin erat memeluk pinggang Lucy dan Mira yang duduk di kanan-kirinya. Pikirannya sudah tak utuh lagi akibat satu gram Maryjane yang diisapnya tadi. Tak peduli dengan semua komentar teman-temannya, Arga tetap kukuh dengan sishanya.

Dan pesta pun terus berlanjut tanpa ada interupsi dari pihak manapun.

“ Tumben Om kesini. Ada apa sih?” tanya Mami, seraya ber-cipika cipiki dengan tamunya, seorang pria paro baya yang parlente. “ Kalo mau mesen kan bisa aja lewat telpon,” lanjutnya.

“ Aku bosen lewat telpon terus. Pengennya sekarang hunting sendiri,” jawab pria itu. Matanya jelalatan melihat para gadis muda yang berlalu lalang disana. Gairahnya mulai merangkak naik.

“ Yaudah, maunya Om yang gimana? Ada Lena, yang ahli banget dalam blow job4. Ada Elma, cewek 17 tahun tapi cup-nya 34 B. Ada juga kok yang masih ‘hijau’. Terserah Om pilih yang mana.” Mami menyebutkan beberapa produk unggulan dari “dagangan”nya. Si Om tidak kelihatan tertarik sama sekali.

“ Aku udah pernah nyoba semua. Ada yang bisa nari striptease nggak?” tanya si Om.

Mata Mami berbinar. “ Oh, ada kok. Wait a minutes, okey?” Mami segera pergi ke dalam. Beberapa saat kemudian, ia kembali dengan menggandeng seorang cewek cantik usia 18 tahun-an.

“ Nih, Om. Namanya Sisca, ahli banget dalam urusan nari striptease,” ucap Mami, seraya menyodorkan Sisca yang tersenyum genit. Laki-laki itu mulai tertarik dengan cewek di depannya itu.

“ Oke, deh. Aku bawa yang ini. Pembayarannya seperti biasa,” kata Om, sambil beranjak pergi dari tempat itu. Sisca menggelendot manja di tangannya. Mereka segera masuk ke dalam Honda Jazz hitam metalik milik si Om. Deru mobil terdengar menyalak, dan mobil itu melesat pergi meninggalkan kawasan hitam itu.

Alto melenguh panjang saat dia ejakulasi, merontokkan stamina dan nafsunya yang tadi menggebu-gebu. Dia langsung ambruk di samping Karin yang wajahnya terlihat nanar. Pikirannya kalut. Dia merasakan pangkal pahanya sangat perih. “Sesuatu” telah pergi darinya tanpa permisi. “Sesuatu” yang ia jaga saat dirinya haid pertama kali waktu umur 13 tahun hingga kini tatkala umurnya 19 tahun, hilang sudah. Bau yang sangat menyengat menguak dalam ruangan kecil itu. Bau amis darah dan sperma.

“ Harusnya kamu pakai kondom dulu tadi.” Karin melirik ke arah pacarnya yang masih terengah-engah. Alto terdiam, kemudian menarik cewek itu ke dalam pelukannya.

“ Jangan takut. Aku akan selalu bersama kamu. Believe me,” kata Alto sambil mengecup kening pacarnya.

“ Tapi nanti kalo aku…” Ucapan Karin terpotong karena bibirnya telah dibungkam oleh bibir Alto.

“ Don’t say that, honey. I love you so much. I’ll be all that you want. I’ll never let you go, okey?” Alto kembali mengecup bibir merah Karin. Cewek itu menjadi agak tenang mendengar perkataan cowoknya itu. Pikiran-pikiran seperti takut hamil mulai tereduksi.

Dan ia pun tertidur dalam pelukan pacarnya.

Tanpa disadari oleh para manusia yang kotor dan hina, semua perbuatan mereka rupanya disaksikan oleh Alam. Alam menuliskannya dalam sejarah kelam manusia, mengingatnya, dan menyimpannya. Lama kelamaan, dia tak tahan juga terus menyaksikan ulah para manusia yang terus mengumbar hawa nafsunya. Dia pun berkeluh kesah pada Sang Penciptanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“ Ya Allah, Maha Suci Engkau yang telah menciptakanku dan seluruh benda yang ada di dalam dunia ini. Sudah lama aku melihat kelakuan manusia yang terus mengumbar auratnya, membebaskan hawa nafsunya, tanpa sekalipun mau mematuhi perintah-Mu. Kau terus menyuruhku bersabar, tapi aku hanya makhluk, bukan Dzat yang Maha Sabar seperti-Mu, ya Allah. Aku sudah tidak tahan lagi punggungku dipakai untuk maksiat. Aku sudah tidak tahan, Gusti,” ratap Alam sambil menangis tersedu-sedu, mengadukan seluruh penderitaannya yang selama ini terus dipendamnya.

“ Ya sudah, Kuperintahkan kau untuk berguncang. Buatlah gempa yang dahsyat. Hukuman bagi mereka yang ingkar kepada-Ku, cobaan bagi mereka yang beriman pada-Ku.”

Mendengarnya, Alam agak kaget tapi dengan cepat ia menguasai diri. Tanpa berniat menginterupsi, Alam menjawab dengan khidmat,” Sami’na wa ato’na5.”

Hari itu, tanggal 27 Mei 2006, kota Yogyakarta diguncang oleh gempa dahsyat. Alam menumpahkan seluruh kepedihannya yang selama ini terus disimpannya. Dia mengamuk, meluluhlantakkan kota yang terkenal dengan julukan kota pendidikan itu. Bangunan-bangunan yang dulu berdiri pongah kini rata dengan tanah. Korban tewas terus bergelimpangan.

“ Lam Yalid Wa Lam Yuulad. Wa Lam Yakun Lahu Kufuwan Ahad.”

Suara itu terus mengalun diantara puing-puing reruntuhan bangunan, terus mengagungkan nama Allah. Allah Yang Maha Besar. Allah Yang Maha Esa. Allah Yang Maha Kuasa. Suara itu terus terbang terbawa angin. Terus menjauh. Jauh.
***

HITAM & PUTIH

Posted by : Pecandu Gadget 0 Comments
Tag : ,
Cerpen Cinta Mati
Cewe aneh itu mengintip dari balik bukunya di bangku taman sekolah yang menghadap ke lapang basket. seseorang yang bermain di lapang basket itu bermain sangat cantik. para wanita memujanya dengan meneriakkan namanya. tiba-tiba

"hayyooow" tak ada jawaban. lalu ernes melihat ke arah lapang basket itu.

"hmm, ryan lagi. gak ada bosennya ya elu ngeliatin dia. tiap hari ketemu juga"

"yee, biarin dong. dia kan pacar gue. lo kenapa ? sirik ?"

"haahaha ngapain gue sirik ? yah, emang sih elo berdua kalo pacaran mesra. tapi, kalo ga ada orang tau kalian pacaran ya buat apa sirik ?"

"yah, elo si harusnya sirik. kan elu ga punya pacar. lagian elo juga ga pernah jatuh cinta gue rasa"

"kata siapa ? gue pernah jatuh cinta. malah gue sekarang lagi jatuh cinta. lo ga kenal gue. jangan sok tau." lalu ernes lari meninggalkan puri.


di atap sebuah gedung, ernes marah besar.
"puurii !!! kapan lo ngerti perasaan gue ? lo kejam sama gue rii,lo kejam ! susah payah gue deketin loo nyari rau segala hal tentang elo. tapi, lo ga pernah paham perasaan gue rii. gue cinta sama lo puri". teriak ernes. hatinya hancur, karena ia menyadari bahwa puri tak mengerti perasaannya yang selama ini mencintainya.

sore hari puri datang ke rumah ernes. ia ingin bertemudengan ernes. ingin ngobrol dengan sahabatnya itu. tapi, ketika sampai disana ia melihat rumah ernes sepi. yang ada hanya puma kucing kesayangannya ernes. puri kecewa, tapi ia berkata

"mungkin ernes lagi ngunjungin oom erik dan tante nessa. kalo aku ganggunanti dia marah. sudah ahh aku pulang aja"

baru saja puri melajukan mobilnya, ernes turun dari taksi, ia berjalan dengan langkah gontai. bahkan tak memedulikan puma. lalu ia masuk rumah menguncu pintu, kemudian masuk kamar dan tertidur. ia tak mau memikirkan apapun sekarang.

keesokan harinya di sekolah, puri menemui ernes.
"nes, hari ini loo maen dong ke rumah gue. mau ada ryan. tapi gue takut sama bunda. loo maen yaa ?"
"ga bisa. gue ada janji sama ratna"
lalu ernes pergi tanpa pamit. puri melongo, melihat ernes dan ratna naik bus berdua.satu sisi ia bahagia karena ernes akhirnya jatuh cinta. tapi, di sisi lain ia kaget akan sikap ernes yang dingin.

tak lama kemudian setelah kejadian itu. merembak kabar bahwa ratna dan ernes jadian. karena itu hubungan antara ernes, puri dan ryan merenggang. ernes sudah tak pernah lagi main ke rumah puri. akibatnya puri jadi sering berantem dengan ryan.
"lo kenapa sih ? lo berubah, udah ga kocak kaya dulu. please rii, jangan bikin gue khawatir. gue ini pacar elo, gue berhak tau apa yang terjadi sama elo"
"gue juga ga tau apa yang terjadi. mungkin karena ernes punya pacar baru".

"hah ? sepenting itu ya dia dimata lo ? sampe kekhawatiran gue elo ga perhatiin. rii, dia itu baru jadian, wajar dong lupa daratan. kaya kita dulu" kata ryan menjelaskan pada pacarnya itu.

"iya gue tau itu yan, tapi ..."

"udahlah. ga usah dipikirin. selama ini semua masih wajar kita biarin aja. kita kan punya urusan masing-masing sayang. jadi jangan diganggu" kata ryan yang saat itu sangat menghibur puri. sehingga puri tak lagi memikirkan masalah ini.

suatu siang di sekolah. puri menghampiri ernes.

"nes liat. frame kacamata baru. dibeliin ryan lho. haha kemaren gue jalan-jalan sama dia. eh ternyata dia ngajak gue keoptik dan beli frame kacamata baru. oooohh ... so sweet banget deh pokoknya pacar gue itu"

"udah ceritanya ? kalo udah , gue mau pergi. makan sama ratna" kata ernes sangat dingin.

sakit sekali hati puri mendengarnya. dia sudah tak tahan lagi dengan sikap ernes.
"nes, lo kenapa sih ? gue punya salah apa sama lo ? sampe lo kaya gini sama gue. ngomong dong nes ! gue ga tahan kalo harus diginiin sama sahabat gue sendiri !"

air mata puri udh ga bisa dibendung lagi. ia menangis. tersedu-sedu. namun, ernes hanya menatapnya sedih. ia ingin sekali memeluk puri, cewe yang sangat dicintainya itu. tapi ketika ia akan memeluknya. datanglah ryan. memeluk puri dan membawanya pergi. sambil berkata pada ernes.

"LOO MASIH PUNYA URUSAN SAMA GUEE !!!!!"

sejak kejadian itu ernes tak pernah masuk sekolah. seharii.. dua hari ...
sampai seminggu kemudian ....

"ini ga mungkin ryan. dia ga mungkin ninggalin gue."

"sabar sayang. sekarang ayokita ke rumahnya" ajak ryan. membopong tubuh mungil puri yang lemah karena kaget.

di rumah ernes hanya ada tokoh warga, warga sekitar, guru-guru serta teman-teman. orang tue ernes adalah anak tunggal sehingga tak memiliki saudara. dan mereka telah meninggal sejak ernes balita. dan ernes dikirim ke panti asuhan. setelah dewasa, ernes diambil oleh bekas pembantu tante nessa dan oom erik, orangtua ernes. dan sejak pembantunya meninggal, akhirnya ernes benar-benar sebatang kara.

puri langsungmenghampiri jasad ernes.
"kenapa harus kaya gini nes ? kenapa harus di saat kita pecah ?"
"sayang udah. ikhlasin dia. biarin dia tenang. kamu harus berdoa agar dia diterima disisi tuhan yang maha kuasa.

ernes selesai dimakamkan. puri begitu lemas. hatinya hancur. hingga tak ada lagi air mata yang bisa ia keluarkan. tapi, ia terkejut. ketika tiba- tiba ada ratna menghampirinya.
"rii, gue minta maap sama lo. gue ngebohongin lo".
"bohong apa na ?"
"sebenernya ...."
kemudian lama mereka bicara. sekarang terungkaplah semuanya sekarang. ratna bukan pacar ernes. tapi, dia teman kecil ernes waktu di panti asuhan. ratna disini karena dia harus merawat ernes yang sakit. ernes terjangkit kancer tulang. ernes meninggal karena penyakititu.

"satu hal lagi yang harus lo tau ri, selama gue disini. dia selalu menangis kalo ada hal yang berhubungan sama lo. dia juga selalu bilang. dia akan selalu hidup selamanya demi puri. rasa cinta yang dimiliki dia buat lo itu besar bnanget."

"cinta ??? apa maksudnya na ?"

"cinta rii, lo inget waktu dia terakhir sekolah ? kalian berantem kan ? nah pas pulang ke rumah. dia ga mau makan. ga mau minum. karena dia liat lo nangis. dia merasa bersalah rii."

"ta tuhan ernes, kenapa lo ga pernah cerita sama gue "

"dan rii, yang paling menyakitkan adalah, sebelum dia meninggal dia nunggu elo. dia bilang lo sama dia punya ikatan batin. dia pasti datang. dan ketika dia benar-benar meninggal. dia tetap nungguin lo"

kemudian puri duduk bersimpuh dilantai
"maafin gue nes, andai gue tau ini semua. pasti ini ga akan kaya gini"

lalu ryan memeluk puri dengan erat.

SELESAI

MUNGKIN CINTA MATI

Posted by : Pecandu Gadget 0 Comments
Tag : ,
Cerpen Antara Cinta dan Sahabat


Hidup akan indah bila kita masih memiliki seseorang yang kita sayangi, seperti via, via masih memiliki orang tua yang sayang dengannya dan saudara laki-lakinya yang sangat menggemaskan yang masih kelas 4 SD. Serta tak luput mempunyai seorang sahabat yang baik yang selalu bersama ketika dia duka, lara pun senang. Via mempunyai sahabat dia bernama Mia dan Rahma. Kemana-mana kami selalu bersama seperti layaknya besi dan magnet yang sulit dipisahkan. Mereka pertama kenal ketika pertama MOS dan memulai sekolah di SMA, Ketika itu Rahma duduk sendirian dan tak sengaja Via menghampirinya dan berkenalan. Setelah mereka berbincang-bincang cukup lama datanglah seorang anak perempuan cantik putih bertahi lalat di bawah bibir yang tipis. Tahi lalatnya itu membuat wajahnya menjadi manis dan disegani oleh kaum Adam.



“Hai…. Rahma dah lama nunggunya yah???” kata perempuan itu

“Ea… lama banget, kamu dari mana saja???? kata Rahma
 
“Maaf yach aku berangkatnya siang, soalnya bangunnya kesiangan… hehehe” jawab Perempuan yang berbicara dengan Rahma sambil tersenyum.

“Oa,untungnya ada Via yang menemani aku di sini, Mi kenalin ini Via teman sekelas kita juga lho. Oya vi kenalin ini teman satu bangku aku namanya Mia” kata Rahma sambil memperkenalkan temannya.

“Kenalin aku Via, aku duduknya di samping tembok dekat pintu sama Ovie” kata Via memperkenalkan dirinya kepada Mia.

“Aku Mia, low boleh tau lo tinggalnya dimana”?? Tanya Mia kepada Via.

“Aku aslinya Banjarharjo, tapi di sini aku ngekost” jawab Via.

“Kapan-kapan kita main ke kostnya Via, Gimana,?? Rahma lo juga ikut yach”?? Mia melontarkan pertanyaan kepada Rahma.

“Itu ide yang bagus kita selalu kumpul-kumpul bareng di kosannya Via, Gimana kalau kita buat genk saja?” usul Rahma.

“Aku setuju dengan pendapatmu. Nanti kita buat kaos yang sama, tapi dipikir-pikir nama genk nya apa yach”?? Mia menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal karena begitu bingungnya.

“Tapi maaf teman-teman bukannya gw menolak, tapi aku bener-bener gak setuju dengan pendapat kalian, aku ingin bersahabat dengan kalian. Tapi aku gak suka buat genk-genk seperti itu, takutnya kalau kita buat genk, banyak teman-teman yang benci dan iri.” jelas Via.

“Yah Vi, tapi……….”

Sebelum Mia melanjutkan pembicaraannya bel sekolah pun berbunyi tanda peserta MOS kumpul di halaman sekolah untuk diberikan arahan dan himbauan dari kepala sekolah.

Sungguh ribet dan susah kembali menjadi peserta MOS harus menggunakan kostum planet yang sungguh menyebalkan itu seperti pake kaos kaki yang berbeda,tasnya menggunakan kantong kresek,rambutnya di ikat lebih dari 10 buah,sungguh membosankan dan menyebalkan ketika dimoment-moment MOS seperti ini.

Setelah kumpul di lapangan Rahma dan Mia senyum-senyum sendiri, dan aku bingung kenapa mereka senyum-senyum tanpa sebab. Adakah sumbernya kenapa mereka senyum-senyum sendiri. Setelah aku perhatikan ternyata mereka tersenyum ketika melihat kakak Osis. Dan kemudian aku bertanya kepada Rahma,”Rah, kamu dan Mia senyum kenapa??” Tanya Via dengan penasaran.

“Asal kamu tau aja ya Vi, aku dan Mia itu ngefans banget sama anak kelas X-2 itu, terus gw jatuh cinta sama cowok itu katanya sih namanya Dana”. jawab Rahma.

“Yang mana?” Tanyaku lagi.

“Itu yang paling cakep sendiri, Oa aku juga ngefens banget ama kakak OSIS jangan bilang sama Mia yach kalo aku ngasih tau ke kamu, aku itu ngefans banget sama Ka’ Zaenal sedangkan Mia ngefens sama ka’ Adit”. jelas Rahma.

“okey, tenang saja Rahma gw pasti gw bisa jaga rahasia ini kok, dijamin gak bakal bocor dech…….” kataku.

“Aku percaya kok sama kamu….. halah kaya ember saja bocor… . hehehehe”. Rahma sambil ketawa

Ketika asyik berbicara ternyata banyak pengarahan yang diberikan oleh kepala sekolah, sungguh menyesal sekali ku ini tidak mendengarkannya. Padahal banyak manfaatnya bagi kita khususnya bagi pelajar. Setelah beberapa lama kemudian peserta MOS di bubarkan.

Via sedang berfikir sepertinya enak sekali rasanya ketika menjadi anak SMA. Sama seperti yang Via rasakan saat ini Via ingin cepat-cepat menggunakan baju putih abu-abu dan agar cepat diresmikan menjadi murid SMA, rasanya lama sekali menunggunya waktu seperti itu. Apalagi, rumahnya sangat jauh dari sekolah sungguh enaknya jauh dari orang tua dan bebas untuk pergi-pergi kemanapun yang kita inginkan bersama teman-teman barunya. Tapi Via harus bisa mengendalikan diri dari pergaulan di zaman edan seperti ini, kalau kita mengikutinya maka kita akan masuk ke dalam jurang neraka yang isinya orang-orang berdosa.

Kicauan burung menari-nari di angkasa, Sungguh indah bila ketika memandangnya. Embun pagi menyejukan hati Semerbak wangi mawar membuat segar perasaan kita. Indahya alam ciptaan tuhan yang maha esa, Tak ada yang bisa menandinginya,Karena tuhan adalah sang kholik pencipta alam semesta.

Ricuhan murid-murid SMA bagaikan burung-burung yang sedang menyanyi-nyanyi. Murid-murid mulai berdatangan menuju sekolah untuk menuntut ilmu, walaupun ada yang niat sekolah hanya ingin mendapatkan uang jajan dan ingin memiliki banyak teman. Murid-murid berdatangan ada yang naik motor, sepeda, naik bus mini, angkot, diantar orang tuanya menggunakan mobil, adapun jalan kaki.
Bel sekolah pun berbunyi sebagai tanda waktu pelajaran dimulai. Murid-murid dengan tenang belajar di sekolah. Hening sepi keadaan di sekolah bagaikan tak berhunikan makluk, Seperti di hutan sepi sunyi.

Bel istirahat pun berbunyi, murid-murid bagaikan pasukan burung yang keluar dari sangkarnya menuju kantin gaul bu ijah. Perut mereka terjadi perang dunia ketiga mereka berebut makanan dan cepat-cepat mendahulukan mengambil makanan.

Aku tak nafsu untuk pergi ke kantin dan aku beranikan diri pergi ke perpustakaan.Setelah lamanya aku diperpustakaan datanglah seorang cowok ganteng yang diidam-idamakan oleh Rahma sahabatku sendiri.

“Hai…….vi kok sendirian saja disini.” kata cowok itu yang bernama Dana.

“Yah…. teman-teman aku lagi ke kantin, padahal aku diajak kekantin sama mereka, tapi aku pengennya pergi ke perpustakaan……. hehehe” kataku pada Dana.

“Oa…… kamu les di Prima Eta yach??” Tanya Dana.

“Eah…..kok kamu tau sich…” jawabku.

“Kan aku juga les disitu,terus gw juga sering merhatikan kamu lho!!” kata Dana.

“Memang kamu kelas X apa?, kok gw gak pernah lihat kamu?”

“Ruang X-B. oa,kamu ruang X-A ya?”

“yapz……….”

Aku tak ingin dekat-dekat dengan Dana, Tapi aku juga punya perasaan sama Dana aku bingung kalau aku berdekatan sama Dana nanti Rahma cemburu. Kemudian ku pamit sama Dana.

“Dan aku mau ke kelas dulu” kataku pada Dana.

“Owg…..eah Vi silahkan”
 
Kemudian aku menuju ke kelas, sebelum masuk ke kelas, di jalan aku ketemu Rahma. Aku menyapa Rahma dengan senyuman. Tapi apa yang Rahma kasih padaku, Rahma bersikap sinis. Aku bingung kenapa Rahma bersikap seperti ini kepadaku, Kemudian aku mencari Mia. Aku ingin menanyakan kepada Mia. Tentang sikap Rahma kepadaku. Setelah kutemukan Mia, ku langsung menanyakan kepada Mia.

“Mi,aku boleh nanya sesuatu kepadamu gak?” tak sengaja air mataku membanjiri wajahku yang lembut ini.

“Nanya tentang apa?”

“Tadi aku ketemu Rahma, aku nyapa dia, Tapi dia cuek, malah dia bersikap sinis kepadaku, Apa salahku Mi”.

“Apa benar tadi kamu janjian sama Dana di perpustakaan, kok kamu bisa ngehianatin sahabat sendiri sich”.

“Mi, tadi itu, aku gak sengaja ketemu Dana di perpustakaan, sumpah aku sebelumnya gak janjian, tolong bantuin aku, untuk jelasin ke Rahma Mi.”Aku memohon ke Mia agar dia bisa bantuin aku untuk jelasin ke Rahma.

“yach udah….gimana kalau pulang sekolah gw temuin kalian berdua”

“Terserah kamu Mi, yang penting Rahma tidak salah paham sama gw”
 
Kemudian setelah pulang gw nungguin Mia dan Rahma di kantin gaul,setelah beberapa lama aku nungguin munculah mereka dari balik kelas.setelah aku melihat Rahma.Aku langsung peluk Rahma dan aku teteskan air mataku.kemudian aku memohon-mohon agar Rahma mempercayai penjelasin yang diberikan oleh aku padanya.

“Rah, plis dengar penjelasan aku, aku gak ada hubungan apa-apa sama Dana, mana mungkin aku ngehianatin sahabat sendiri.”

“terus kenapa tadi kalian berdua ketemuan di perpustakaan.” Tanya Rahma.

“Aku gak sengaja ketemu di perpustakaan Rah, kalau kamu masih gak percaya, gimana kalau kamu nanya langsung sama Dananya?”

“owg………..yach dech aku sekarang percaya kok sama kamu, masa aku percaya sama orang lain daripada sahabat sendiri, maafin aku juga yach Vi,,”.

“Memangnya tadi siapa yang bilang sama kamu”.

“Sudah, gak usah dibahas, gak penting”.

Aku bingung kenapa Rahma langsung maafin aku, padahal aku baru sebentar jelasin kapada Rahma. leganya perasaanku ini.

“Makasih Rah”.

Kemudian kami pun saling berpelukan rasanya senang banget ketika kami baikan kembali. Setelah pulang sekolah, Aku seperti biasa membuka kembali buku pelajaran. Setelah ku membuka buku, tak sengaja ku temukan secarik kertas yang beramplop. Ku buka perlahan-lahan, tapi kenapa jantungku ikut berdetak lebih kencang. Kubaca perlahan-lahan.

Dear Via….

Izinkan aku untuk berkata jujur padamu, Sebelumnya ku minta maaf kalau aku sudah lancang mengirim surat ini. Aku sadar, aku bukan apa-apanya kamu. Aku juga tak pantas memilikimu. Tapi semakin ku pendam perasaan itu, semakin sesak rasanya dadaku ini kalau tak segera ditumpahkan.
Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Tapi tiap kali aku ingin melepaskan diri darimu, Tapi tiap kali itu aku ingin semakin kuat untuk memelukmu. Dan aku merasa heran mengapa perasaan ini hanya terjadi padamu, mengapa tak tumbuh pada gasdis-gadis yang lain, Bagi anak-anak lain mungkin menilainya, Mereka lebih cantik darimu?
Tetapi ini perasaanku, Aku justru suka padamu tak hanya karena kecantikanmu, Tapi juga karena innerbeauty mu sungguh menarik bagiku. Aku tak ragu lagi memilih gadis semacam kamu. Kamu ini memang tak ada duanya di dunia ini. Sudah beberapa lama ku pendam perasaan ini tapi baru kali ini ku beranikan diri utuk menyatakan kalau aku “CINTA dan SAYANG”sama kamu. Maafkan aku kalau aku tak gentel seperti anak laki-laki lain yang mengutarakan langsung di depan wajah dan bertemu langsung empat mata.

Tapi kalau kau mau agar aku langsung mengutarakannya aku akan mencoba, besok kita ketemu pulang sekolah di kelas X-9.

Orang yang mencintaimu
Adytia Pradana Putra

Aku bingung,Aku tak tau harus berbuat apa. Aku bingung memilih salah satu ini CINTA atau SAHABAT. Kata-kata itu selalu menggoyang-goyang pikiranku. Aku punya persaan sama Dana dan aku juga gak mau menyakiti perasaan sahabatku. Kenapa bisa terjadi pada aku, kenapa tidak Mia??? Bukanya aku iri pada Mia, tapi karena perasaan bingung ini jadinya aku tak sadar menyalahkan Mia.... ya tuhan tolonglah diriku ini, aku harus berbuat apa?.

Kemudian aku berfikir, aku sudah janji hidup dan matiku akan ku pertaruhkan demi sahabatku yang ku sayang. Aku relakan Dana untuk sahabatku Rahma. Aku tak ingn melihat sahabatku sedih.
Aku sudah punya keputusan, aku gak akan terima Dana jadi pacarku, Tapi aku akan bersujud di depan Dana dan bermohon-mohon agar Dana mau jadi pacarnya Rahma.

* * * * * * sekian * * * * * * * *


cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya....cinta yang sebenarnya adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih tetap menunggunya dengan setia....
cinta yang sebenarnya adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata "aku turut berbahagia untukmu wahai SAHABATKU"

ANTARA CINTA dan SAHABAT

Posted by : Pecandu Gadget 0 Comments
Seorang perempuan berumur 17 tahun telah menyukai seorang laki-laki yang sangat kebetulan adalah temannya dikala ia masih kecil. Perempuan ini bernama Via, parasnya sangat cantik sekali dengan rambut terurai tebal lembut sekali. Sedangkan laki-laki bernama Adi, penampilannya rapi meskipun tampangnya biasa-biasa aja. Dahulu mereka sering bertengkar, entah rambutnya via yang terkulai bebas tersebut dijambak oleh adi. Yaa..mereka berdua tidak bisa disatukan lagi bahkan guru pendampingnya pun menyerah menghadapi tingkah adi dan via yang semakin membabi buta. Emang sih masa-masa itu adalah masa anak-anak yang ingin bermain dan bertengkar.



Cerpen Cinta Remaja
Sering dengan pergantian waktu, hari, bahkan bulan mereka berdua tumbuh remaja. Namun ketika duduk dibangku SMA mereka terpisahkan. Adi pergi jauh sekolah ke luar negeri, dia mengikuti ayahnya yang bekerja disana. Perpisahan mereka tidak dilakukan, hal ini dikarenakan kepergian adi terlalu cepat sehingga tidak bisa berpamitan dengan via. 3 tahun sudah berlalu, via selalu menunggu kedatangan sahabat terbaiknya “adi” sepanjang masa. Sungguh keterlaluan adi tidak memberikan sedikit kabar tentang dirinya kepada via. Bahkan seolah-olah adi sudah melupakan kedekatannya dengan via sewaktu kecil.

Suatu ketika via duduk di tepi sungai dengan merenung berharap setelah dia menoleh ke belakang ada Adi sedang berdiri di belakangnya. “via...via..” panggilan itu sangat keras sekali perasaan via tidak karuan senangnya tetapi setelah menoleh kebelakang ternyat sofi teman sebangkunya. “kamu ngapain disini vi?” tanya sofi. Via hanya diam terpaku begitu saja. Meskipun via tidak menjawabnya sofi pun tahu kalu dia sedang menunggu cinta monyetnya. Hehehe.. sofi menyebut kisah dari via ini dengan cinta monyet. Dengan penuh rasa sayang saofi mendekati teman sebangkunya itu, “sudahlah vi, adi itu temanmu di waktu kecil jadi wajarlah kalau dia disana pasti sudah punya teman-teman baru lagi”. Dengan raut wajah yang sedih, via membenarkan perkataan sofi. Walaupun sangat sulit untuk melupakan adi dia akan berusaha demi hidupnya yang harus berjalan terus menerus.

Semuanya telah dilakukan sangat baik oleh via, dia benar-benar sudah melupakan sahabatnya. Disaat dia sudah melupakannya adi sahabat karibnya pulang ke Indonesia, memang benar semua yang di katakan sofi dia lupa akan dirinya. Via mengira kepulangan sahabatnya itu bersama dengan perempuan asing dari luar negeri, ternyata dugaanku semua itu tidak benar. Adi pergi bersama sofi teman sebangku via. Tega sungguh sangat tega, meskipun sudah diperlakukan demikian via masih saja berpikiran positif dia masih bersikap baik sama adi dan sofi. Yang membuat via sagat sedih dan menyesal adalah pernah mengan adi dan sofi yang sangat begitu baik kepadanya, tidak itu saja adi selama ini tidak menyadari keberadaanku dan perubahan sikapku ke dia. Sudahlah, mungkin ini semua memang takdir dan sudah jalan dari yang Kuasa.

Via akan selalu mengenang kebersamaan sewaktu kecil meskipun mereka berdua sering saja bertengkar tapi pertengkaran itu malah yang membuat via mulai jatuh cinta pada pandangan pertama.
*****

Rasa Yang Takkan Mungkin Pudar

Posted by : Pecandu Gadget 0 Comments
Tag : ,

- Copyright © Cerpen Remaja - Blogger Templates - Powered by Small Phreaker - Designed by Small Phreaker -